Sabtu, 22 Januari 2011

Agama Tanpa Mazhab

“… dan janganlah kalian tergolong orang-orang yang menyekutukan, (yaitu) dari orang-orang yang telah memisah-misah agama mereka, dan mereka telah menjadi golongan-golongan, tiap golongan/mazhab berbangga dengan apa yang di sisi mereka.” (Quran 30:31-32)

Sejak lama umat Islam didapati terpecah ke dalam banyak golongan/mazhab. Penggolongan yang paling besar adalah antara sunni di satu pihak dan syiah di lain pihak. Sunni memegang sebuah hadis yang mengatakan bahwa hanya golongannya yang akan selamat di Akhirat kelak. Syiah pun memiliki doktrin yang memaparkan keutamaan imam mereka dan para pengikutnya.

Sunni yang merupakan golongan terbesar dari umat Islam dunia terpisah-pisah ke dalam empat mazhab utama, yaitu: Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali. Empat mazhab tersebut masing-masing menelorkan lagi berbagai cabang dan ranting golongan yang tidak terkira jumlahnya. Syiah pun terpisah-pisah ke dalam beberapa golongan. Terdapat tiga mazhab di dalam syiah, yaitu: Ja’fariyah, Ismailiyah, dan Zaidiyah. Tidak berbeda dengan induknya, berbagai cabang dan ranting yang lahir dari sunni dan syiah pun masing-masing mengklaim keunggulannya atas golongan lain.

Berbagai mazhab dan golongan dalam Islam muncul karena umat telah meninggalkan ajaran Tuhan dan berpaling kepada ajaran-ajaran yang bersumber dari selain Quran. Banyak dan beragamnya orang maupun kepentingan yang terlibat dalam “proses produksi” ajaran non-kitabullah itu pada gilirannya memunculkan berbagai golongan/mazhab dalam Islam.

Meski masing-masing golongan/mazhab mengklaim bahwa Nabi Muhammad ada di pihak mereka, Tuhan telah mementahkan klaim-klaim tersebut dengan menegaskan bahwa Nabi Muhammad tidak ada sangkut pautnya dengan berbagai golongan/mazhab yang ada.

“Sesungguhnya orang-orang yang telah memisah-misah agama mereka, dan menjadi golongan-golongan, bukanlah engkau dari mereka dalam suatu apapun. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah kepada Tuhan, kemudian Dia akan mengabarkan mereka apa-apa yang telah mereka perbuat.” (Quran 6:159)

Sebagaimana disinggung pada ayat di awal tulisan, bergolong-golongan/bermazhab dalam agama adalah wujud kemusyrikan. Mereka yang hendak menapaki jalan yang benar mesti membersihkan diri dari pengaruh golongan/mazhab. Langkahnya adalah dengan meninggalkan segala ajaran non-Quran (hadis, fatwa imam, ijma ulama, dsb) yang merupakan produk dari mazhab-mazhab, dan selanjutnya menyediakan diri untuk menerima tuntunan Tuhan melalui ayat-ayat yang disampaikan oleh utusan-Nya. Sikap inilah wujud dasar dari “berserah diri” atau yang dalam bahasa Arabnya disebut “islam”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar